
JAKARTA, KOMPAS — Para guru yang tergabung
dalam Komunitas Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi serta
Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi meminta Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan memasukkan TIK dan KKPI sebagai mata
pelajaran di sekolah. Kedua mata pelajaran tersebut dinilai penting
seiring dengan perkembangan teknologi.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta Keterampilan Komputer
dan Pengolahan Informasi (KKPI) dihapus sebagai mata pelajaran di
sekolah saat pemerintah menerapkan Kurikulum 2013. Saat itu, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dijabat oleh Mohammad Nuh. Dari
beberapa mata pelajaran yang dihilangkan dalam Kurikulum 2013,
penghapusan mata pelajaran TIK dan KKPI ditentang oleh sebagian guru.
"Penghapusan
mata pelajaran TIK dan KKPI ditentang tidak hanya oleh guru, tetapi
juga siswa, orangtua siswa, mahasiswa, dan pakar pendidikan. Kami
meminta Menteri Pendidikan yang sekarang (Anies Baswedan) kembali
memasukkan TIK dan KKPI dalam kurikulum," kata Ketua Komunitas Guru TIK
serta KKPI (Kogtik) Wijaya Kusumah dalam seminar nasional "Urgensi Mata
Pelajaran TIK dan KKPI dalam Kurikulum Ganda", Sabtu (25/4), di
Jakarta.
Seminar tersebut diikuti lebih dari 500 peserta dari
sejumlah provinsi. Umumnya peserta merupakan guru TIK dan KKPI. Seminar
ini menghadirkan pembicara dosen TIK Universitas Pendidikan Indonesia,
Wawan Setiawan; dosen TIK Universitas Negeri Jakarta, Ivan Hanafi; serta
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud Ramon Mohandas.
Wijaya
menambahkan, para guru, pakar IT, dan dosen telah menyepakati untuk
memasukkan kembali TIK dan KKPI dalam Kurikulum 2013. Menurut dia,
kebijakan pemerintah menjadikan TIK sebagai pelayanan dan bimbingan itu
keliru.
Sebagai ilmu
"TIK tidak hanya
sebagai keterampilan, tetapi juga sebagai ilmu yang harus dipelajari
oleh peserta didik agar kelak menjadi produser di bidang IT, bukan hanya
konsumen," kata Wijaya.
Sementara itu, Wawan Setiawan mengatakan, semestinya TIK menjadi lebih dari mata pelajaran, yakni dipelajari sebagai keilmuan.
"TIK
sebagai keilmuan harus disusun sedemikian rupa. TIK tumbuh dalam
kehidupan sebagai kebutuhan. Namun, TIK juga harus dipelajari sebagai
disiplin ilmu agar penggunaan TIK lebih terarah," kata Wawan.
Apabila
TIK tidak dikawal, hal itu akan menimbulkan persoalan, seperti
penyalahgunaan teknologi untuk kepentingan negatif. Menurut Wawan, dalam
Kurikulum 2013, TIK diposisikan sebagai keterampilan yang berhubungan
dengan kebutuhan. Padahal, TIK merupakan ilmu yang harus dipelajari
secara sistematis dan terstruktur
"Jika TIK dikemas dan dikembangkan dengan tepat, harapan kemandirian bangsa melalui TIK bukan mimpi," ujarnya
.
Ramon
Mohandas menambahkan, saat ini Kurikulum 2013 sedang dievaluasi. Ada
peluang TIK akan kembali dimasukkan sebagai mata pelajaran. Dia meminta
para guru TIK untuk kembali menyampaikan usulan kepada Mendikbud
secara tertulis.
Saat ini, sebagian sekolah kembali memakai
Kurikulum 2006. Dengan begitu, mata pelajaran TIK kembali diajarkan.
Walaupun begitu, kata Ramon, keputusan apakah TIK kembali menjadi mata
pelajaran atau tidak dalam kurikulum nasional akan dikaji Kemdikbud.
Ivan
Hanafi berpendapat serupa. TIK penting untuk kembali dijadikan mata
pelajaran guna mengubah pola pikir konsumtif ke produktif.
"Perkembangan
teknologi membuat Indonesia jadi bulan-bulanan negara luar. Jika
generasi tidak dipersiapkan dengan baik, kita selalu jadi pengguna,"
ujar Ivan.
------
Link Blog : http://kogtikpi.blogspot.com/
Artikel Terkait
1 comments:
Saya juga sangat mendukung, karena kita hidup di jaman yang serba teknologi, kalau peserta didik kita tidak dibekali dengan ilmu TIK maka bagaimana kedepannyan nanti. Mereka akan semakin ketertinggalan dibandingkan peserta-peserta didik di negara lain. Oleh karena itu mata pelajaran TIK harus dimasukan di dalam kurikulum 2013. Jangan sampai mata pelajaran TIK di hapuskan. Terimakasih...
Post a Comment