JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah kembali meningkatkan anggaran pendidikan. Bila tahun ini hanya Rp 416 triliun, maka tahun depan dananya akan mencapai Rp 441 triliun.
Besar? Tentu saja. Namun apakah anggaran sebesar itu mampu mengubah
wajah infrastuktur pendidikan nasional yang belum bisa lepas dari cerita
ruang kelas bocor, bahkan mau roboh?
Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan, pemerintah akan
mengoptimalkan alokasi anggaran pendidikan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan itu sendiri, termasuk infrastrukturnya.
"Kami akan membangun dan merehabilitasi ruang kelas yang lebih dari
61.000 ruang kelas dari SD sampai SMA," ujarnya saat menggelar
konferensi pers di Kantor Ditjen Pajak, Jakarta, Rabu (16/8/2018).
Pemerintah menyadari pentingnya sektor pendidikan lantaran memiliki peranan besar mencetak generasi bangsa yang handal. Oleh karena itulah alokasi dana untuk pendidikan terus naik seiring
peningkatan anggaran pemerintah. Di RAPBN 2018, anggaran pendidikan di
pemerintah pusat Rp 146,6 triliun dan pengeluaran pembiayaan Rp 15
triliun.
Adapun sisanya, Rp 279,3 triliun dialokasikan ke daerah melalui dana transfer daerah dan dana desa.
Anggaran pendidikan
Rp 441 triliun itu akan digunakan dalam Program Indonesia Pintar untuk
19,7 juta siswa, beasiswa bidik misi untuk 401.500 mahasiwa, Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) untuk 262.200 sekolah.
Selain itu, anggaran pendidikan juga akan digunakan untuk tunjangan
profesi 435.000 guru non PNS, 257.000 guru PNS, dan 1,2 juta Pegawai
Negeri Sipil Daerah (PNSD).
"Pak Presiden berharap indeks pembangunan manusia kita bisa meningkat
seiring dengan anggaran pendidikan yang luar biasa banyak," kata Sri
Mulyani.
---------------Sumber :
http://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/17/075330626/anggaran-pendidikan-rp-441-triliun-jangan-ada-lagi-cerita-kelas-bocor
Artikel Terkait
0 comments:
Post a Comment